Selasa, 17 Mei 2011

ANALISIS PEMBELAJARAN MUFRADAT DI MTS MAMBAUS SHOLIHIN

uBAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Belajar bahasa merupakan usaha yang tidak mudah dan terkadang sangat menjenuhkan, bahkan juga bikin orang mengalami frustasi. Hal itu karena belajar bahasa merupakan usaha membangun konsep baru dalam diri seseorang untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemilik bahasa tersebut. Kondisi bahasa baru (arab) terssebut adakalanya sangat berbeda dengan kondisi bahasa ibu, baik dalam tatanan fonologi (مخرج), morfologi (صرف), sintaksis (نحو), dan semantik (معنى), dan adakalanya memiliki kemiripan dengan kondisi bahasa ibunya (Rosyidi, 2009:v). Apapun kondisinya belajar, memahami, menguasai suatu bahasa sangatlah penting.
Salah satu faktor yang juga ikut andil dalam kemampuan seseorang untuk memahami dan menguasai bahasa asing, missal bahasa arab, yaitu menguasai kosakata (baca:mufrodat). Karena tanpa mufrodat seseorang gak akan bisa berbicara dengan bahasa arab. Dan penguasaan mufrodat seseorang terkadang dipengaruhi oleh pembelajaran kosakata (baca:ta’lim al-mufrodat). Jadi ta’lim al-mufrodat yang efektif sangat mempengaruhi terhadap kemampuan seseorang dalam menguasai bahasa arab.
Dan kenyataan di pondok, missal PP Mamba’us Sholihin, sebagian santri khususnya santri MTs masih banyak yang belum menguasai mufrodat, padahal mereka telah berdomisili di pondok selama lebih dari satu tahun.
Dari masalah diatas, kiranya perlu dilakukan analisis mengapa santri yang telah berdomisili di pondok selama lebih dari satu tahun masih belum menguasai mufrodat. Mungkin banyak sudut pandang yang bisa digunakan untuk melakukan analisis ini, tapi kami mencoba untuk menganalisis dari segi ta’limul mufrodat.
1.2. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang diatas bisa dikeluarkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah teknisi ta’lim al-mufrodat di PP Mamba’us Sholihin untuk kalangan siswa/santri MTs?
2. Adakah problem yang menjadikan proses ta’lim al-mufrodat itu kurang efektif?
3. Bagaimanakah teknik ta’lim al-mufrodat yang efektif untuk ditarapkan di PP Mamba’us Sholihin?

1.3. Tujuan Analisis
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah “Metologi Pembelajaran Bahasa Arab”
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui teknisi ta’lim al-mufrodat dai PP Mamba’us Sholihin untuk kalangan siswa/santri MTs
2. Mengetahui problem yang menjadikan proses ta’lim al-mufrodat itu kurang efektif
3. Mengetahui teknik ta’lim al-mufrodat yang efektif untuk ditarapkan di PP Mamba’us Sholihin

1.4. Manfaat Penulisan
Agar menjadi bahan evaluasi bagi si pengajar mufrodat agar ta’lim al-mufrodat bisa lebih efektif. Dengan begitu para santri menjadi lebih bersemangat dalam mendalami bahasa arab

BAB II
PEMBAHASA

2.1. Kegiatan Ta’lim al-Mufrodat di Kalangan Santri MTs Mamba’us Shalihin
Di suatu saat ketika pengurus pengembangan bahasa arab keliling untuk kontrol (baca:daur) di setiap kamar dan tepat-tepat lain apakah ada santri yang tidak berbahasa resmi, si pengurus menemuka santri yang berbahasa jawa. Ketika santri itu ditanyai apa bahasa arabnya ka yang kamu ucapkan tadi, santri itu menjawab: tidak tahu. Padahal kata yang ditanyakan merupakan kata sehari-hari, lebih ironisnya lagi santri itu telah berdomisili di PP Mamba’us Sholihin selama dua tahun lebih.
Dari hasil daur tercatat santri MTs yang terjaring tidak berbahasa resmi mencapai lebih kurang 50 santri per harinya, itupun ketika malam harinya. Dan yang terjaring hari ini lebih kurang 50 % merupakan wajah yang berbeda jika dibandingkan dengan yang terjaring pada daur kemarin.
Ketika pengembangan bahasa di tinjau dari segi yang lain, yaitu dari sisi ta’lim al-mufradat, baik ketika kursus ataupun drill, kita akan menemukan teknik atau cara yang digunakan berupa cara sebagai berikut: pengajar memberikan mufrodat beserta terjemahan bahasa indonesianya sekaligus. Fenomena inilah yang banyak ditemui dalam kegiatan ta’lim al-mufrodat di kalangan santri MTs Mamba’us Shaolihin, khususnya ketika drill
2.2. Problem Yang Menjadikan Ta’lim Al-Mufrodat Tidak Aktif
Dari fenomena ketidak-efektifan ta’lim al-mufrodat di tingkat MTs Mamba’us Sholihin besar kemungkinan disebabkan factor dari guru yang kuran menguasai cara/teknik ta’lim al-mufrodat baik teoritis ataupun praktis. Karena dengan guru/pengajar menguasainya secara tidak langsung dapat menarik minat siswa untuk memahami dan menguasai bahasa arab lebih mendalam.
Jadi masalah yang menghambat keefektifan ta’lim al-mufrodat yaitu kurangnya penguasaan guru terhadap cara ta’lim al-mufrodat baik teoritis ataupun praktis
2.3. Teknik Ta’lim Al-Mufrodat Yang Efektif
Dalam pengajaran mufrodat pada siswa, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan agar ta’limal-mufrodat berjalan efektif dan membuahkan hasil yang diharapkan. Dalam hal ini Abdul Wahab dalam bukunya yang berjudul Mdia Pembelajaran Bahasa Arab (2009:54) dengan menukil dari Muhammad Isma’il Shinny mengatakan: bahwa sebaiknya ta’lim al-mufrodat melalui babarapa tahapan yaitu
1. Dengan cara menunjuk langsung benda yang dimaksud. Jika yang dikehendaki ada disekitarnya. Contoh: jika lokasi belajar di lapangan maka guru langsung menunjuk sebuah benda dengan mengatakan الشجرة tanpa mengatakan pohon
2. Dengan cara menghadirkan miniatur dari mufrodat yang akan diajarkan. Contoh: jika guru ingin mengajarkan kata السيّارة maka guru cukup menghadirkan sebuah miniature dari mobil
3. Dengan memberikan gambar mufrodat yang akan diajarkan. Contoh: bila guru ingin mengajarkan kata التفّاح maka guru tinggal menunjukkan gambar sebuah apel
4. Apabila mufrodat yang akan diajarkan berkenaan dengan gerak/kata kerja, maka cara yang digunakan adalah dengan memperagakannya. Contoh: kata “duduk” maka guru memperagakannya dengan cara berdiri didepan kursi, kemudian duduk di kursi dengan mengucapkan جلس
5. Dengan cara memasukkan mufrodat yang diajarkan kedalam susunan kalimat. Jadi apabila guru ingin mengajarkan kata ماهر maka kata tersebut dimasukkan kedalam sebuah kalimat seperti: أحمد طالب ماهر
6. Dengan cara memberikan pepadanan kata/sinonim (المترادف). Jika kata yang diajarkan المنزل maka guru menyebutkan sinonimnya misal البيت
7. Dengan menyebutkan lawan kata/antonimnya (المضاد). Contoh: apabila guru ingin mengajarkan kata قبيح maka guru juga menyebutkan kata جميل
8. Dengan memberikan definisi dari kata yang diajarkan. Contoh: ketika guru memberikan kata المفتاح maka ia memberi definisinya missal
"الألة لفتح الباب المقفول"
Dari langkah-langkah diatas bisa diambil pernyataan, bahwa langkah ke-1 sampai ke-4dapat digunakan untuk mengajar pemula, sedangkan untuk siswa yang sudah agak lama bias menggunakan cara ke-5 sampai ke-8, karena dengan cara ke-5 sampai ke-8 seorang siswa bisa memperoleh mufrodat yang lebih banyak. Maka dari itu jika cara ini digunakan untuk mengajar siswa yang sangat pemula maka kemungkinan dapat menjadikan siswa tersebut merasa kesulitan dalam menerima bahasa kedua (arab), bahkan bisa juga frustasi.
Namun bukan berarti dengan adanya 8 cara diatas guru tidak boleh menggunakan cara menterjemah. Cara member terjemah bisa digunakan jika dengan 8 cara diatas siswa belum dapat memahami mufrodt yang diajarkan.










BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan didepan bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Ta’lim al-mufrodat di tingkat MTs Mamba’us Sholihin masih belum efektif dikarenakan kurangnya penguasaan guru terhadap cara ta’lim al-mufrodat baik secara teoritis ataupun praktis
2. Cara ta’lim al-mufrodat yang bisa digunakan di tingkat MTs Mamba’us Sholihin agar bisa efektif bisa menggunakan 8 cara sebagai berikut:
a. Dengan cara menunjuk langsung benda yang dimaksud. Jika yang dikehendaki ada disekitarnya.
b. Dengan cara menghadirkan miniatur dari mufrodat yang akan diajarkan.
c. Dengan memberikan gambar mufrodat yang akan diajarkan.
d. Apabila mufrodat yang akan diajarkan berkenaan dengan gerak/kata kerja, maka cara yang digunakan adalah dengan memperagakannya.
e. Dengan cara memasukkan mufrodat yang diajarkan kedalam susunan kalimat.
f. Dengan cara memberikan pepadanan kata/sinonim (المترادف).
g. Dengan menyebutkan lawan kata/antonimnya (المضاد).
h. Dengan memberikan definisi dari kata yang diajarkan.
3.2. Saran




DAFTAR PUSTAKA

Rosyidi, A. W. (2009). Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-Malang Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar